Postingan

Entri yang Diunggulkan

SEKILAS TENTANG SAKOLA WANNO

Gambar
Sakola Wanno merupakan konsep pedidikan sederhana dari Sekolah Dasar Nonformal Berbasis Budaya milik anak suku Zuba (Sumba) pedalaman di pulau Sumba NTT yang di gagas dan didirikan oleh seorang muda pemerati budaya Sumba kelahiran 1 April 1982 bernama Kritopel Bili yang juga penyair muda Indonesia (Buku ASPI. yayasan Hari Puisi Indonesia.2017). Penamaan Sakola Wanno di ambil dari lafalan daerah setempat yang diartikan sebagai Sekolah Kampung atau Sekolah anak suku dipedalaman yang jauh dari pusat kota Waikabubak Sumba Barat NTT. Ide dan gagasan Sakola Wanno ini sesungguhnya sudah hadir di tahun 2017 yang kemudian mencoba memberanikan diri berjalan di tahun 2018 tepatnya di bulan september lalu. Walau masih tampak merangkat rangkak dengan misi sederha; "Memberantas kemiskinan dan kebodohan" anak anak suku pedalaman dan masyarakatnya, Sakola wanno tetap berjalan apa adanya dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong. Membaca,menulis, berhitung dan pelajaran bhs I...

KEBA MOTO DAN SAKOLA WANNO

Gambar
Berbicara soal anak-anak suku pedalaman pulau Sumba, tentu tidak lepas dengan yang namanya keterbelakangan ekonomi dan pendidikannya. Dan sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja keterbelakangan itu selalu menjadi tolak ukur yang menciptakan suatu perbedaan tersendiri dalam lingkup kehidupan sosial masyarakatnya (strata sosial) sebagai dampak dari laju perkembangan IPTEK seperti sekarang ini. Sumba pada umumnya merupakan empat kota kabupaten dari kota-kota kecil yang terbilang baru memulai suatu perjalanan menuju arah perkembangnya. Namun pada sisi yang lain, budaya luar kerab kali mati suri dengan masuknya hal hal baru yang membuatnya nyaris kehilangan makna budayanya sendiri. Suatu kata menarik dan yang cukup terkesan bagi saya adalah kata "Wanno". Suatu kata yang diambil dari bahasa daerah setempat yang artinya "Kampung" atau lebih tepat dapat dikatakan "kampung halaman". Namun pada sisi yang lain pula, kata Wanno oleh sebahagian besar mas...

SAKOLA WANNO (Kristopel Bili)

Gambar
Berawal dari sebuah mimpi sederhana yang prihatin pada dunia pendidikan dalam sebuah misi sederhana "memberantas kemiskinan dan buta huruf" yang juga dimana di era globalisasi seperti sekarang ini budaya menjadi ikut  terseret dengan terkikisnya nilai nilai luhur yang telah di wariskan oleh para pendahulu kita (leluhur). Jangankan di daerah perkotaan daerah pinggiran bahkan daerah pelosok desa pun menjadi ikutan korban oleh perkembangan IPTEK. Norma-norma budaya kita yang dulu di pegang teguh oleh masyarakatnya,  kini kian hari kian memudar dan merosot dari tua hingga anak-anak suku.  Situasi ini menjadi keresahan saya sejak awal dan mungkin juga telah menjadi kegalauan kita bersama sebagai ingsan yang peduli dengan budaya dan pendidikan. Anak anak sebagai pewaris yang menjadi akar budaya tidak lagi banyak mendengar/menghormati nasehat orang tua,bertindak semaunya.  Berjudi, alkohol,tauran dan narkoba telah menjadikan mereka kehilangan makna budaya mereka sendiri,...

Perlombaan Temu Minggu - Sekami Tingkat Keuskupan Waitabula

Sukses

Sang Naga Putih Tan Lioe le dan Puisi Puisi Ramalan #Ciam Si

Gambar
Komunitas Seni Sastra Budaya Sumba (SSBS) Tan lioe le dilahirkan di Denpasar. Menamatkan SD hingga SMA di kota yang sama. Pernah kulia di Fakultas Arsitektur Universitas Jakarta (tidak tamat) sebelum akhirnya menamatkan S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi Udayana tahun 1996. Selain menulis puisi ia juga menggubah puisi-musik (sinergi puisi dan music), puisi-musik gubahannya yang di rekam dalam album “Kuda Putih”, terdiri atas 10 komposisi, 8 di atara puisi yang disinergikan dengan puisi dalam album ini,merupakan karya Umbu Landu Paranggi dan 2 puisinya sendiri. Ia juga menulis cerpen dan esai. Karya puisi-puisinya banyak dimuat dalam media massa antara lain; Bali Post, Nusa, Kompas, Media Indonesia, Koran tempo,, Suara Merdeka, Berita Buana, CAK, Horison, Coast Lines, Le banian, Orientirungen, sserta karya-karya lainnya tersebar di beberapa buku antologi bersama.  Buku Puisinya yang pertama berjudul Kita bersaudara, di terjemahkan kedalam baha Inggris We Are All One oleh DR. Thoma...

Puisi dan Doa Pater Robert Ramone,C.Ss.R Buku Kenangan 25 Tahun Imamat (1992-25 Agustus-2017)

Gambar
Blog ini didedikasikan pada Pater Robert Ramone,C.Ss.R sebagai wujud rasa hormat dan terimakasih pada seorang Guru dalam iman Puisi-puisi ini merupakan puisi pilihan dari sekian  karya yang ada dalam sebuah buku kenangan 25 tahun Imamat milik beliau. Dimana buku tersebut merupakan hadiah (tanda mata) yang diberikan beliau pada Kristopel Bili dan Yosephin Uly Widyastuti. Puisi “Kau Tak Pernah Berkianat” adalah salah satu puisi yang cukup memberikan kesan iman yang dalam bagi pembaca (Kristopel). Semoga karya-karya Puisi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang yang sempat membacanya. Salam…. Berikut adalah karya Puisi dan Doa Pater Robert Ramone,C.Ss.R -------------------------------------------------------- Saat Flamboyan Bebunga Di bulan desember… Saat Flamboyan berbunga Hatikupun riang gembira Karena aku tahu Tuhanku penebus Datang kedunia membawa terang Saat Flamboyan berbunga musim pun berganti Namun kasih Tuhanku tetap selamanya Saat flamboyant berbunga...

Antologi Puisi Menyongsong Mentari Pagi Padang Sabana

Gambar
Kristopel Bili adalah generasi muda berdarah Sumba. Kelahiran Waikabubak Sumba Barat NTT pada 1 April 1982. Sosok muda lulusan Institut Pertanian “STIPER” Yogayakarta ini cukup peduli dengan dunia pendidikan dan budaya, khususnya budaya Sumba. Memiliki jiwa petualang yang penuh dengan tantangan. Pada tahun 2016 lalu yang diawali dengan sebuah amanah dari Sang Guru besar sastra yang misterius itu (Umbu Landu Paranggi), ia mencoba membentuk sebuah komunitas kecil sastra di pulau Sumba NTT yang di berinama Komunitas Seni Sastra Budaya Sumba (SSBS). Komunitas ini dengan tujuan mencari dan mengajak jiwa-jiwa muda Sumba untuk mencintai tanah kelahirannya (Sumba) melaui sastra hanya dengan bermodalkan niat dan dorongan semangat yang kuat dari sebuah amanah. Di sela-sela kesibukannya sebagai Polisi Kehutanan pada sebuah lembaga pemerintah, ia juga meluangkan waktu dengan menulis sejumlah puisi yang kemudian sejumlah puisi itu dirangkum kedalam sebuah buku antologi puisi berjudul “Menyongson...